Menganalisis
Sekar Rare
Bebek Putih Jambul
Bebeke putih jambul
Seekor
bebek putih
Makeber ngaja kanginang
Terbang
keselatan diujung timur
Neked kaja kangin,
Sesampainya
diselatan ujung timur
Briak-briuk masileman
Mandi,
berenang sambil menyelam
Analisisnya
: ketika manusia sudah memasuki Wanaprasta apalagi sudah “Biksuka”, disini
disimbulkan berbaju putih dan mejambul (ciri seorang Pandita dengan rambut
diikat di-ubun-ubun) atau simbolis bagi yang ingin menapak ajaran kerohanian,
maka jiwa dan raga harus sepenuhnya diarahkan kepada pemujaan Hyang Widhi (Arah
Kaja Kangin/tenggara adalah salah satu arah sakral ). Arah mata-angin ini
simbolis saja karena kalau dikaitkan dengan “Dewata Nawa Sanga”, maka segala
arah mata-angin ada stana Dewa. “Sriyak-sriyuk mesileman” melambangkan
aktifitas kita yang menikmati hal tersebut bukan karena terpaksa, keiklasan ini
modal dasar jika kita mau memasuki/menapak jalan spiritual. Dengan lagu ini
kita juga memperoleh pemahaman, bahwa leluhur kita mengajarkan etika dan tattwa
dengan mengkombinasikan kedalam “Seni budaya”, maka Tattwa (ajaran agama) dan
budaya saling mengikat tidak bertentangan.
(Bahan
Ajar Semester I Brahma Widya IHDN Denpasar)